Jumat, 04 Desember 2009

Deteksi Perilaku Anak

Banyak orang tua yg konsultasi mengenai perkembangan anak2 nya terutama perkembangan beljar anak2 di sekolahnya. salah satu orang tua yg mengkonsultasikan pada saya adalah anak yg mengalami kesulitan dalam mengorganisasi tugas2 sekolah, mudah cepat lupa, dan menghindari tugas2 yg menuntut konsentrasi misal menulis/ mencatat dan menyimak.

Ciri2 ini sering di tunjukkan pada anak yg mengalami gangguan konsentrasi tetapi sebenarnya mereka adalah anak2 yg cerdas. Berikut ada dua kelompok ciri perilaku yg bisa kita pakai untuk mengecek perilaku anak kita selama 6 bulan terakhir, yaitu :

KELOMPOK I :
1. Sering ceroboh dalam tugas sekolah atau aktivitas lain.
2. sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian.
3. sering melihat tidak mendengar ketika di ajak berbicara langsung.
4. Sering tidak mengikuti intruksi sehingga gagal dalam melakukan tugas.
5. Sering kesulitan mengatur tugas dan aktivitas.
6. Sering menghindar dan tidak suka terlibat dalam aktivitas.
7. Sering kehilangan barang yg dibutuhkan untuk melakukan tugas.
8. Perhatiannya mudah teralih oleh rangsangan dari luar.
9. Sering lupa.

KELOMPOK II
1. Sering memainkan tangan atau kaki atau menggeliat kursi.
2.Sering meninggalkan kursi.
3 Sering berlari atau memanjat di dalam situasi di manapun perilaku tersebut tidak pantas.
4. Sering kesulitan bermain.
5. Sering berperilaku seolah2 seperti mesin
6. Sering bicara berlebihan.
7. Sering terburu - buru menjawab sebelum pertanyaan selesai.
8. Sering sulit menunggu giliran
9. Sering mengganggu orang lain.

Selama 6 bulan terakhir ini bila anak menunjukkan minimal 6 poin perilaku dari kel I dan II, dan semua perilaku muncul paling tidak di dus tempat sebaiknya kita membawa anak2 kita ke psikolog/ dokter/ neorolog untuk memastikan gangguan dan penanganan yg tepat. Pada umumnya dalam penanganan ini di butuhkankan kerja sama antara psikolog, neorolog anak, dan terapis. Dan bekerjasamalah dengan pihak sekolah agar anak kita mendapat guru pendamping untuk membantu secara individual baik dalam hal pelajaran maupun pengendalian perilaku.

Hal ini di butuhkannya pemahaman yg luas kepada para orang tua bahwa setiap anak itu unik dan kita sebagai orang tua harus memahami ini, sekalipun anak itu sudah di nyatakan autis tapi tetap anak2 itu memiliki potensi dan kita orang tuanya harus menjadi kan anak2 kita itu menjadi anak yg mampu menyelesaikan masalah dalam hidupnya dan juga mampu melakukan sesuatu yg bermanfaat.

Semoga masukan ini akan bermanfaat.

Ditulis oleh : Susy Susiawati


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites