5 cara menjadi guru yang kreatif

Guru kreatif bukannya sekedar membuat anak senang dan enjoy oleh permainan (games) yang seru, segar dan lucu selama pembelajaran berlangsung

Tips menjaga suasana belajar aktif yang berhasil

Dalam suasana pembelajaran aktif, banyak terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Interaksi tersebut bisa merupakan pertanyaan dari guru kepada siswa atau sebaliknya, atau diskusi yang mencerahkan anara keduanya. .

Kiat Pendidikan Islami Sejak Dini pada Anak

Anak adalah amanah yang diberikan Allah Swt pada para orang tua. Karenanya, orang tua berkewajiban mengasuh, mendidik, melindungi dan menjaga amanah Allah itu agar menjadi generasi muslim yang bukan hanya sukses di dunia, tapi juga di akhirat kelak.

Memukul Bukan Cara Untuk Belajar Disiplin

Orang tua dilarang memukul anak-anak mereka karena risiko kemudian hari, Royal College of Pediatri telah memperingatkan. Para ahli mengatakan bahwa hukuman setara dengan serangan fisik sangat tidak efektif untuk perilaku buruk. Prof Terence Stephenson, menunjukkan bahwa orang tua bukannya mengadopsi pendekatan positif dan menetapkan batas-batas kuat untuk anak-anak mereka.

Video Game, Pembunuh yang Mematikan

Video game jelas merupakan sarana hiburan yang sangat mengasyikan. Namun di saat yang bersamaan, video game juga bisa menjadi 'pembunuh'. Mengapa?.

Kamis, 01 Maret 2012

Rasa Takut pada Balita dan Cara mengatasinya



1. TAKUT BERPISAH (SEPARATION ANXIETY)
Anak cemas harus berpisah dengan orang terdekatnya. Figur ibu, tak selalu harus berarti ibu kandung, melainkan pengasuh, kakek-nenek, ayah, atau siapa saja yang memang dekat dengan anak. Kelekatan anak dengan sosok ibu yang semula terasa amat kental, biasanya akan berkurang di tahun-tahun berikutnya. Bahkan di usia 2 tahunan, kala sudah bereksplorasi, anak akan melepaskan diri dari keterikatan dengan ibunya. Justru akan jadi masalah bila si ibu kelewat melindungi/overprotektif atau hobi mengatur segala hal, hingga tak bisa mempercayakan anaknya pada orang lain. Perlakuan semacam itu justru akan membuat kelekatan ibu-anak terus bertahan dan akhirnya menimbulkan kelekatan patologis sampai si anak besar. Akibatnya, anak tak mau sekolah, gampang nangis, dan sulit dibujuk saat ditinggal ibunya.Bahkan si ibu beranjak ke dapur atau ke kamar mandi pun, diikuti si anak terus. Repot, kan? Cara Mengatasi:Jelaskan pada si kecil, mengapa ibu harus pergi/bekerja. Begitu juga penjelasan tentang waktu meski anak usia ini belum sepenuhnya mengerti alias belum tahu persis kapan pagi, siang, sore, dan malam serta pengertian mengenai berapa lama masing-masing tenggang waktu tersebut. Akan sangat memudahkan bila orang tua menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Semisal, "Nanti, waktu kamu makan sore, Ibu sudah pulang." Jika tak bisa pulang sesuai waktu yang dijanjikan, beri tahu anak lewat telepon. Sebab, anak akan terus menunggu dan ini justru bisa menambah rasa takut anak. Ia akan terus cemas bertanya-tanya, kenapa sang ibu belum datang

2. TAKUT MASUK "SEKOLAH"
Bukan soal mudah melepas anak usia batita masuk playgroup. Sebab, ia harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Padahal, tak semua anak bisa gampang beradaptasi. Dari pihak orang tua, tidak sedikit pula yang justru tak rela melepas anaknya "sekolah" karena khawatir anaknya terjatuh kala bermain atau didorong temannya. Cara Mengatasi:Orang tua tetap perlu mengantar anak ke "sekolah" karena ini menyangkut soal pembiasaan. Kalaupun di hari-hari berikutnya ada sekolah-sekolah yang bersikap tegas hanya membolehkan orang tua menunggu di luar, sampaikan informasi ini pada anak. Guru pun harus bisa menarik perhatian anak agar tidak terfokus pada ketiadaan pendampingan orang tuanya dengan bermain. Di saat asyik bermain dengan teman-temannya niscaya ia akan lupa.

3. TAKUT PADA ORANG ASING
Di usia-usia awal, anak memang mau digendong/dekat dengan siapa saja. Namun di usia 8-9 bulan biasanya mulai muncul ketakutan atau sikap menjaga jarak pada orang yang belum begitu dikenalnya. Ini normal karena anak sudah mengerti/mengenali orang. Ia mulai sadar, mana orang tuanya dan mana orang lain yang jarang dilihatnya. Cara MengatasiDi usia batita seharusnya rasa takut pada orang asing sudah mulai berangsur hilang karena, toh, ia sudah bereksplorasi. Semestinya anak sudah memperoleh cukup pengetahuan untuk menyadari bahwa tak semua orang asing/yang belum begitu dikenalnya merupakan ancaman baginya. Biasanya, justru karena orang tua kerap menakut-nakuti, sehingga anak bersikap seperti itu. "Awas, jangan deket-deket sama orang yang belum kamu kenal. Nanti diculik, lo!" Memang boleh-boleh saja orang tua menasehati anak untuk berhati-hati/bersikap waspada pada orang asing, tapi sewajarnya saja dan bukan dengan cara menakut-nakutinya.

4. TAKUT PADA DOKTER
Mungkin pernah mengalami hal tak mengenakkan seperti disuntik, anak jadi takut pada sosok tertentu. Belum lagi kalau orang tua rajin "mengancam" setiap kali anak dianggap nakal. "Nanti disuntik Bu Dokter, lo, kalau makannya enggak habis!" atau "Nanti Mama bilangin Pak Satpam, ya! Cara Mengatasi:Izinkan anak membawa benda atau mainan kesayangannya saat datang ke dokter sehingga ia merasa aman dan nyaman. Di rumah, orang tua bisa membantunya dengan menyediakan mainan berupa perangkat dokter-dokteran. Biarkan anak menjalani peran dokter dengan boneka sebagai pasiennya. Secara berkala ajak anak ke dokter gigi untuk menjaga kesehatan giginya. Tak ada salahnya juga mengajak dia saat orang tua atau kakak/adiknya berobat gigi. Dengan begitu anak memperoleh infomasi bagaimana dan ke mana ia harus pergi untuk menjaga kesehatan giginya. Lambat laun ketakutannya pada sosok dokter justru berganti menjadi kekaguman.

5. TAKUT HANTU"
Hi, di situ ada hantunya. Ayo, jangan main di situ!" Gara-gara sering diancam dan ditakuti seperti itu, batita yang sebetulnya belum mengerti sama sekali tentang hantu, jadi tahu dan takut. Bisa juga karena ia menonton film horor di televisi. Cara Mengatasi:Jauhkan anak dari tontonan tentang hantu. Orang tua pun seyogyanya jangan pernah menakut-nakuti anak hanya demi kepentingannya. Bisa pula dengan membelikan buku-buku cerita atau tontonan anak mengenai karakter hantu atau penyihir yang baik hati.

6. TAKUT GELAP
Biasanya juga gara-gara orang tua. "Mama takut, ah. Lihat, deh, gelap, kan?" Takut pada gelap bisa juga karena anak pernah dihukum dengan dikurung di ruang gelap. Bila pengalaman pahit itu begitu membekas, bukan tidak mungkin rasa takutnya akan menetap sampai usia dewasa. Semisal keluar keringat dingin atau malah jadi sesak napas setiap kali berada di ruang gelap atau menjerit-jerit kala listrik mendadak padam. Cara Mengatasi:Saat tidur malam, jangan biarkan kamarnya dalam keadaan gelap gulita. Paling tidak, biarkan lampu tidur yang redup tetap menyala. Cara lain, biarkan boneka atau benda kesayangannya tetap menemaninya, seolah bertindak sebagai penjaganya hingga anak tak perlu takut.

7. TAKUT BERENANG
Sangat jarang anak usia balita takut air. Kecuali kalau dia pernah mengalami hal tak mengenakkan semisal tersedak atau malah nyaris tenggelam saat berenang hingga hidungnya banyak kemasukan air. Cara Mengatasi:Lakukan pembiasaan secara bertahap. Semisal, awalnya biarkan anak sekadar merendam kakinya atau menciprat-cipratkan air di kolam mainan sambil tetap mengenakan pakaian renang. Bisa juga dengan memasukkan anak ke klub renang yang ditangani ahlinya. Atau dengan sering mengajaknya berenang bersama dengan saudara/teman-teman seusianya. Tentu saja sambil terus didampingi dan dibangun keyakinan dirinya bahwa berenang sungguh menyenangkan, hingga tak perlu takut. Kalaupun anak tetap takut, jangan pernah memaksa apalagi memarahi atau melecehkan rasa takutnya. Semisal, "Payah, ah! Berenang, kok, takut!"

8. TAKUT HEWAN
Tak sedikit anak yang takut pada jangkrik, kecoa atau serangga terbang lainnya. Sebetulnya ini wajar, hingga orang tua jangan tambah menakut-nakutinya, "Awas, nanti ada kecoa, lo." Hendaknya justru bisa memahami karena anak usia ini mungkin saja menemukan banyak hal yang dapat membuatnya takut. Cara Mengatasi:Boleh saja orang tua memberi pengenalan tentang alam binatang pada anak. Tak perlu kelewat detail seperti halnya profesor memberi kuliah. Tugas orang tua sebatas memahami ketakutan anak sekaligus membantunya merasa aman. Boleh saja katakan, "Ayah tahu kamu takut jangkrik." Cukup segitu dan jangan paksa anak berada terus-menerus dalam pembicaraan mengenai rasa takutnya. Jangan pula memaksa anak bersikap sok berani menghadapi ketakutannya. "Belum saatnya mencobakan anak melihat atau malah menyentuhkan serangga yang ditakutinya. Ini hanya akan membuat anak semakin takut." Bila dipaksakan terus, anak malah bisa fobia pada serangga. Biarkan anak tertarik dengan sendirinya dan biasanya ini terjadi setelah anak berusia 2 tahunan. Jika anak memang takut kala ada serangga yang terbang di dekatnya, bantulah untuk mengusirnya bersama.


Sumber : Tabloid-nakita.com.

Selasa, 07 Februari 2012

Video Game, 'Pembunuh' yang Mematikan?


Video game jelas merupakan sarana hiburan yang sangat mengasyikan. Namun di saat yang bersamaan, video game juga bisa menjadi 'pembunuh'. Mengapa?

Dalam kurun waktu beberapa waktu terakhir, sudah terjadi banyak kasus pengguna yang tewas karena bermain game. Mereka tewas karena bermain game melampaui batas kondisi fisik.

Menurut Wikipedia 'kecanduan video game' adalah penggunaan yang berlebihan dari game PC maupun konsol di kehidupan sehari-hari. Contoh dari kecanduan game yakni seperti menguncilkan diri dari keluarga dan teman selama berhari-hari hanya untuk bermain game.

Sampai saat ini pun belum ada diagnosa secara medis mengenai kecanduan game. Sementara pengajuan bahwa kecanduan game adalah bentuk terbaru dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) telah diajukan.

Salah satu kasus terbaru penggunaan game berlebih yang menewaskan penggunanya terjadi di Taiwan. Seorang pria meninggal dunia karena terlalu lama bermain game. Parahnya lagi, warnet tempatnya bermain tak sadar kalau ia meninggal setelah 13 jam berlalu.

Chen Jung-yi, nama pemuda tersebut tewas setelah bermain game World of Warcraft selama 23 jam. Orang-orang di warnet tersebut pun baru sadar kalau Jung-Yi tewas setelah 10 jam kemudian, tepatnya ketika sang penjaga warnet memberi tahu kalau waktunya sudah habis.

Sang penjaga warnet mengatakan bahwa ia melihat bahwa wajah Jung-yi menghitam dan terduduk kaku. Di fotonya pun terlihat kalau posisi Jung-Yi ketika tewas masih seperti ia ketika bermain game, sambil memegang keyboard.

Kasus tewas saat bermain game bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, sudah ada beberapa kasus terjadi; yang rata-rata disebabkan karena terlalu lama bermain game, sehingga kondisi fisik merosot tajam.

Lalu contoh berikut adalah pemuda Inggris yang tewas, dengan penyebab yang sama, terlalu lama bermain game. Chris Staniforth, usia 20 tahun, adalah seorang pemuda yang seperti pria lain seusianya, senang main video game. Tapi ia lupa waktu. Ia memainkan Xbox 360 kesayangannya sampai lebih dari 12 jam, tanpa rehat, bangun atau menggerakkan badannya sama sekali.

Akibatnya ia terkena kejang-kejang dan mati. Kematian Staniforth didiagnosis karena thrombosis vena dalam. Darah Staniforth yang seharusnya mengalir menjadi macet karena mengalami pembekuan. Darah beku pada vena kaki sebenarnya tidak berbahaya.

Yang bahaya adalah jika darah beku itu bergerak ke arah muara melalui jantung, dan menyangkut di paru-paru. Ayah Staniforth mengatakan 'Anak-anak sangat suka main game ini dalam waktu yang sangat lama, tapi mereka tidak menyadari bahwa hal tersebut bisa membunuh,'

Sama halnya seperti yang terjadi di Indonesia, akhir tahun lalu. Dede Hendri (20), seorang pemuda yang hobi bermain game online ditemukan tewas di warnet Zi-Net di Jalan Cipinang Kebembem I/25 RT 11/13, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur.

Dia meninggal setelah bermain game semalam suntuk pada Minggu (4/12/2011) pagi. Warga Jalan Pisangan Lama III Rt. 03/08, Pisangan Timur, Jakarta Timur itu ditemukan telah tewas oleh Akmal Usman (31) penjaga warnet tersebut.

Seperti dilansir Bidhumas Polda Metro Jaya, Akmal menerangkan bahwa korban sejak Sabtu (3/12/2011) malam sekira pukul 21.00 WIB sudah berada di warnet main game online. Hingga Minggu pagi sekira pukul 03.00 WIB korban masih terlihat bermain dan mengobrol dengan saksi.

Pada pukul 04.00 WIB korban minta ijin kepada Akmal untuk tidur di warnet. Namun setelah pukul 08:15 WIB, karena sudah siang, Akmal bermaksud akan membangunkan korban. Saat dibangunkan, korban sudah tidak bergerak meninggal dunia. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Polsek Metro Pulogadung.

Jantung adalah salah satu faktor pemicu kematian para gamer yang main berlebih. Pada 2005, Lee Seung Seop Tewas oleh game Starcraft. Starcraft merupakan permainan yang bisa membuat kecanduan. Pihak berwenang mengatakan bahwa hal itu karena 'gagal jantung yang berasal dari kelelahan.'

Nah, sudah banyak kasus yang bisa dijadikan pelajaran. Apakah harus ada lagi kasus terulang karena bermain game berlebih?

Sumber

Senin, 06 Februari 2012

MEMBUAT KARTU NAMA SENDIRI



Di era yang serba kompetitif sekarang ini, menjalin relasi merupakan satu hal yang harus dilakukan. Dengan relasi yang banyak maka kita mempunyai banyak teman dan banyak kesempatan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Salah satu cara untuk memperbanyak teman adalah dengan bertukar kartu nama. Pada tulisan kali ini saya akan membahas cara membuat kartu nama sendiri. Apa keuntungannya ? Ada dua keuntungan yang didapat yaitu yang pertama menghemat uang dan yang kedua kita bisa bereksplorasi sendiri dengan ide dan kreatifitas. Oke ikuti tutorial berikut :

1. Klik start – all program – Microsoft Office – Microsoft Publisher


2. Kita masuk tampilan awal publisher kemudian pilih publication for print

3. Klik Business Cards dan silahkan pilih salah satu template yang tersedia

4. Setelah itu gantilah tulisan yang ada pada template, Jika kita ingin memasukkan logo maka pilih include dan sebaliknya jika tidak pilih none, kemudian pilih portrait jika ingin tegak dan landscape jika ingin mendatar dan untuk mencetak jika ingin satu halaman kertas untuk sau kartu nama pilih one dan jika lebih dari satu kartu nama pilih multiple pada saat mencetak

5. Untuk memasukkan foto klik menu insert – picture – from file. Ambil salah satu foto yang diinginkan kemudian klik insert.
Hasil akhir kartu nama kita seperti ini

6. Setelah kartu nama jadi langkah selanjutnya dalah mencetak. Silahkan klik file – print preview

7. Untuk mengganti jumlah copy persheet, silahkan klik change copy persheet

8. Jika sudah siap silahkan klik print dan ikuti prosedur untuk mencetak sepertia biasa,
Selamat mencoba

Sumber :http://ardansirodjuddin.wordpress.com/2008/08/19/membuat-kartu-nama-sendiri/#comment-7117

Memukul Bukan Cara Untuk Belajar Disiplin


Orang tua dilarang memukul anak-anak mereka karena risiko kemudian hari, Royal College of Pediatri telah memperingatkan. Para ahli mengatakan bahwa hukuman setara dengan serangan fisik sangat tidak efektif untuk perilaku buruk. Prof Terence Stephenson, menunjukkan bahwa orang tua bukannya mengadopsi pendekatan positif dan menetapkan batas-batas kuat untuk anak-anak mereka.

Prof Stephenson memperingatkan memukul adalah pilihan yang mudah bagi para orang tua. Dia mengatakan, "Anak-anak harus diberikan perlindungan yang sama terhadap serangan fisik orang dewasa, termasuk memukul dan tidak membuat efek jera untuk perilaku buruk. Orangtua bisa menggunakan hukuman yang masuk akal untuk mendisiplinkan anak-anak mereka.

100 anak meninggal atau terluka setiap tahunnya setelah mengalami pemukulan terhadap dirinya, yang dilakukan oleh orang yang mereka kenal. komentar Mr Lammy telah menimbulkan perdebatan terhadap perilaku memukul, dan mendiskusikan hukuman seperti apa yang dapat dibenarkan. Ms Justine Roberts, pendiri Mumsnet, mengatakan menentang memukul. "Rakyat akan berpikir itu sedikit munafik jika kita mengatakan tidak menggunakan kekerasan fisik untuk anak-anak guna mendisiplinkan mereka," katanya.

Sumber : The Daily Telegraph via todayonline.com/Kartika Maharani

Selasa, 31 Januari 2012

Tips menjaga suasana belajar aktif yang berhasil


Dalam suasana pembelajaran aktif, banyak terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Interaksi tersebut bisa merupakan pertanyaan dari guru kepada siswa atau sebaliknya, atau diskusi yang mencerahkan anara keduanya. Demikian juga saat sedang melakukan brainstorming di kelas, terjadi juga interaksi antara siswa dengan seluruh warga di kelas.

Saat bertanya atau presentasi misalnya, saat itu adalah yang sangat penting karena jika anda bisa memelihara waktu tersebut sebagai waktu yang tepat untuk menjadikan kelas kita mempunyai tradisi atau kebiasaan mendengarkan pendapat orang lain yang sedang berbicara. “menurut kamu bagaimana?.” Cara lain untuk mengefektifkan budaya belajar aktif adalah dengan;


1. Libatkan siswa lebih dari hanya sekedar mendengarkan.

2. Upaya kan menghindari situasi hanya mentransfer informasi menjadi usaha untuk menumbuhkan kemampuan,dan ide siswa.


3. Tumbuhkan selalu sikap percaya diri. Biasakan bilang kepada siswa anda “jangan takut salah” atau “hargai semua pekerjaan yang kamu hasilkan (pendapat, atau hasil karya)

4. Biasakan ucapkan “menurut kamu bagaimana?.” Lebarkan kemungkinan jawaban anda dari “Iya” atau “tidak” , mungkin atau tidak mungkin” menjadi pertanyaan yang membangun rasa ingin tahu siswa dengan bertanya kembali kepada siswa “menurut kamu bagaimana?”
5. Biarkan siswa melalui proses nya sendiri. Cukup dan berhentilah menjadi guru yang selalu ingin hasil yang sempurna dari siswa nya. Hargai proses dan cepat atau lambat anda akan terkejut dengan hasil karya yang siswa kita hasilkan.

6. Berikan selalu umpan balik yang positif, tidak menghakimi dan mematikan kreativitas. Pujilah anak untuk karya atau [erbuatan yang mereka lakukan.
7. Setiap anak berbeda, kecerdasan, latar belakang keluarga dan kemampuan belajar nya. Hindari menggunakan gaya atau pendekatan yang sama terhadap semua siswa di kelas anda

sumber :http://pengajarplus.com/blog-kontributor/item/90-tips-menjaga-suasana-belajar-aktif-yang-berhasil.html

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites